Prefensi kuat untuk mendapatkan atau meningkatkan kepuasan seksual dengan menimbulkan rasa sakit atau penderitaan psikologis (seperti dipermalukan) pada orang lain yang merupakan karakteristik utama sadism seksual. Prefennsi kuat untuk mendapatkan atau meningkatkan kepuasan seksual dengan menjadikan diri sendiri sebagai subyek rasa sakit atau kondisi dipermalukan merupakan karakteristik utama masokisme seksual.
Kedua gangguan tersebut terjadi dalam hubungan heteroseksual dan homoseksual. Beberapa para sadistis dan masokis adalah perempuan; survey menemukan bahwa 20 hingga 30 % anggota klub-klub sadomasokistik adalah perempuan (mosser & levitt,1987) alkoholisme umum dialami dikalangan para sadistis. Gangguan ini berawal dari masa dewasa awal dan sebagian sadistis dan masokis relative cukup nyaman dengan praktik-praktik seksual mereka yang tidak wajar. Terlepas dari gangguan yang mereja idap, mayoritas sadistis dan masokis menjalani kehidupan normal, dan terdapat beberapa bukti mereka berpenghasilan dan memiliki latar belakang pendidikan di atas rata-rata .
Seorang sadism akan memperoleh kepuasan seksual melalui jetritan dan teriakan pasangannya yang menderita karena siksaan fisik yang dilakukannya selama berhubungan seksual. pada umumnya, penderita sadism adalah laki-laki, sedangkan efek perilaku sadism secara perlahan akan berpengaruh terhadap kondisi psikologis pasangan perempuannya. Dalam kondisi kesakitan oleh pukulan pasangan laki-laki, sekaligus pasangan perempuan memperoleh kesempatan untuk emngalami kepuasan atau kenikmatan seksual. pengulangan pengalaman tersebuat kan mengembangkan perempuan pasangan laki-laki sadism menderita machochism.
Penyebab sadism antara lain sebagia berikut :
a. Pada masa kanak-kanak sering mendapatkan hukuman fisik dalam pola asuh orang tuanya, kondisi tersebut menyebabkan perkembangan sikap kebencian, kemarahan, dan penolakan diri yang sangat intens yang membuat orang tersebut pada masa dewasanya memiliki kecenderungan untuk melampiaskan dendam kesumat di masa lalu. Sedangkan di saat bersamaan, sambil menyiksa, orang tersebut mendapatkan rangsangan seksual erotic
b. Orang sadism biasanya memandang seks sebagai sesuatu yang penuh dosa sehingga dengan memberikan pukulan dan siksaan pada pasangan seksualnya, ia merasa dapat mengurangi dosa seksual
c. Perilaku seksual sadism bisa menjadi bagian dari gambaran psikopatologi yang terkait dengan rendahnya kendali moral dan etika social
Mayoritas sadistis menjalin hubungan dengan masokis untuk memperoleh kepuasan seksual timbal balik. Sekitar 5-10% populasi melakukan beberapa bentuk aktivitas sadomasokistik, seperti menutup mata pasangannya, namun sejumlah kecil melakukannya secara rutin, bahkan lebih sedikit lagi yang menyukai aktivitas semacam itu ketika berhubungan seksual (bauneister & butler, 1997). Sadistis dapat memperoleh kenikmatan organismik sempurna dengan menimbulkan rasa sakit pada pasangannya, dan masokis dapat terpuaskan sepenuhnya dengan membiarkan dirinya disakiti.
Meskipun sejumlah besar orang dapat berganti berperan peran-yaitu mampu mengambil peran dominan dan sekaligus peran submisif-jumlah masokis lebih besar dari sadistis. Perwujudan masokisme bervariasi. Contoh antara lain diikat (tekanan fisik), ditutup matanya (tekanan indrawi), dipukul pantatnya atau bagian tubuh lain, disengat listrik, diiris, dipermalukan mengambil perran sebagai budak dan menuruti aturan dan perintah. Istilah infantiilisme berarti keinginan untuk diperlakukan seperti bayi yang tidak berdaya dan memakai popok, merupakan salah satu bentuk masokisme yang sangat berbahaya yang disebut hipoksifilia, adalah menimbulkangairahnseksual dengan mengalami kekuarangan oksigen, yang dapat dicapai dengan menggunakan tali, kantong plastic, kompresi dada atau bahan kimia yang menyebabkan menurunnya kadar oksigen di otak untuk sementara waktu dengan vasolidasi pembuluh darah tepi.
Pembagian tugas masokis dan sadistis sangatlah terencana, yaitu aktivitas disusun dalams ebuah cerita dengan berbagai aturan dan prosedur yang disepakati bersama. Pada kenyataannya hilangnya kendali yang tampaknya sanagt diinginkan oleh para masokis sebagian hanya bersifat ilusi karena mereka hanya memiliki aturan yang umumnya sudah ditetapkan dengan jelas mengenai aktivitas yang ingin dilakukannya. Aktivitas yang dilakukan oleh sadistis dan masokis memiliki makna fiksional bagi keduanya yang meningkatkan gairah seksual.
Kadang-kadang sadistis membunuh dan memutilasi; dan beberapa diantaranya btermasuk para penjahat seksual yang dipenjara karena menyiksa korbannya yangs ebagian besar tidak mengenal pelaku, dan demi mendapatkan kepuasan seksual dengan melakukan hal tersebut. Bila sadistis melakukan tindakan agresif kepada orang lain, pola kejahatan mereka berbeda dari para penjahat seksual non sadistic, para penjahat sadistic tampaknya lebih sering berpura-pura sebagai petugas polisi, melakukan pembunuhan berantai, mengikat korbannya dan menyembunyikan mayat-mayatny (gratzer & Bradford, 1995).
Criteria masokisme seksual dalam DSM-IV-TR
1. Berulang intens dan terjadi selama periode 6 bulan, fantasi, dorongan atau perilaku yang menimbulkan dorongan seksual yang berkaitan dengan tindakan (bukan fantasi) yang dilakukan oleh orang lain untuk mempermalukan atau memukul dirinya
2. Menyebabkan distress bagi orang yang bersangkutan atau mengalami hendaya dalam fungsi social atau pekerjaan
Criteria sadisme seksual dalam DSM-IV-TR
1. Berulang intens dan terjadi selama periode 6 bulan, fantasi, dorongan atau perilaku yang menimbulkan dorongan seksual yang berkaitan dengan tindakan (bukan fantasi) mempermalukan atau menyebabkan penderitaan fisik pada orang lain
2. Menyebabkan distress bagi orang yang bersangkutan atau mengalami hendaya dalam fungsi social atau pekerjaan atau orang tersebut bertindak berbdasarkan dorongan tersebut kepada orang lain yang tidak menghendakinya.
Contoh Kasus Sexual Masochism
Kirsten Taylor, seorang wanita berusia 29 tahun asal pensilvania ini menemui ajalnya saat berhubungan seks dengan suaminya yang bernama toby. Pasangan ini merupakan pecandu berat sado masokisme. Pada saat kejadian sang suami menjepit istrinya dengan kabel listrik dan kemudian mencolokkan kabel itu dan menekan on dan off berkali kali saat melakukan seks sakit itu.
Contoh Kasus Sexual Sadism
Saya ibu dari anak perempuan yang berumur 29 tahun. Dia sudah dua tahun menikah, tetapi belum hamil. Waktu saya tanya, "Kok belum hamil?" Dia hanya menangis. Saya curiga ada sesuatu yang dia sembunyikan dari saya.
Beberapa hari lalu secara tidak sengaja saya melihat di pahanya ada beberapa tanda biru seperti benturan dan ada bekas gigitan. Waktu saya tanya, anak saya mengaku dicubiti dan digigit oleh suaminya.
Saya gemetar mendengar ceritanya. Suaminya selalu mencubit dan menggigit setiap mau berhubungan seks. Kalau bukan di paha, ya di bagian payudara. Kalau anak saya teriak, dia menghentikan siksaannya, baru melakukan hubungan seks.
Terus terang, masalah ini saya tanyakan setelah menyaksikan tayangan di televisi tentang Manohara yang mendapat siksaan dari suaminya, Pangeran Malaysia. Walaupun anak saya tidak disiksa sesadis Manohara, dia sangat menderita. Karena merasa sakit akibat cubitan dan gigitan, anak saya selalu menolak berhubungan seks. Hanya beberapa hari setelah menikah, ia mau berhubungan seks. Waktu itu cubitan dan gigitan sang suami tidak sekeras setelahnya. Anak saya mengatakan sudah tidak tahan, ingin cerai saja.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskebetulan saya akan mengangkat mengenai masokisme ini dalam skripsi saya, namun kesusahan dalam mendapatkan narasumber
BalasHapus